PENDAHULUAN
Alat
ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara adalah adanya peningkatan
pendapatan Negara tersebut.Alat ukur yang digunakan saat ini untuk menghitung
jumlah kuantitatif pendapatan suatu Negara adalah Produk Nasional Bruto / Gross
National Poduct (GDP).GDP sendiri lebih ditujukan untuk mengukur angka
kemakmuran material masyarakat.
Karena menurut
Adam Smith, kemakmuran suatu bangsa bukanlah diukur dari banyaknya logam
mulia/jumlah kekayaan yang dimiliki suatu Negara, tapi jumlah barang dan jasa
yang dihasilkan masyarakat dari Negara tersebut.
Dalam penghitungan pendapatan nasional, terdapat beberapa istilah :
- Produk Domestik Bruto/Gross Domestic Product (GDP)
- Produk Nasional Bruto/Gross National Product (GNP)
- Produk Nasional Netto/Net National Product (NNP)
- Pendapatan Nasional/National Income (NI)
Sebelum membahas
pendapatan nasional untuk perekonomian tertutup sederhana dan pertumbuhan
ekonomi, akan didefinisikan terlebih dahulu tentang pendapatan nasional,
perekonomian tertutup sederhanaPendapatan, dan pertumbuhan ekonomi.
·
Pendapatan
nasional
nasional adalah keseluruhan jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu Negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam setahun.
·
Perekonomian
tertutup sederhana
Perekonomian tertutup sederhana merupakan perekonomian yang tidak adanya hubungan dengan Negara lain dan tidak adanya campur tangan pemerintah, baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsi. Dalam perekonomian tertutup sederhana ini pengeluaran masyarakat seluruhnya pada tiap satuan waktu, biasanya dalam setahun, dan akan terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga dan pengeluaran untuk investasi.
·
Pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.
Analisis
Pendapatan Nasional dengan Perekonomian Tertutup Sederhana Dua Sektor
Dalam perekonomian tertutup sederhana.sektor yang terlibat adalah rumah tangga (pihak konsumen) dan perusahaan atau pihak swasta (sebagai produsen) tanpa campur tangan pemerintah baik berupa pungutan pajak, pembayaran transfer pemerintah ataupun yang berbentuk pengeluaran konsumsidan tidak berhubungan dengan perekonomian internasional baik ekspor maupun impor.
Terdapat dua model
analisis perekonomian tertutup sederhana yaitusebagai berikut :
1. Model anlalisis dengan variabel
investasi dan tabungan
Pada model ini, muncul dua
aktifitas ekonomi yang baru yaitu, tabungan dan investasi. Tabungan rumah
tangga dianggap kebocoran dalam arus melingakar, karena dapat mengurangi
kemampuan dari pendapatan secara riil apabila digunakan untuk kegiatan lain
seperti konsumsi. Namun Tabungan tersebut tidaklah dianggap kebocoran apabila
digunakan sebagai investasi.Tabungan yang semula mengurangi pendapatan
nasional, apabila digunakan sebagai investasi dapat disebut injeksi, karena
Investasi dapat menambah pendapatan nasional.
Jika digambarkan kembali dalam
arus melingkar seperti gambar diatas maka tidak jauh berbeda, karena masih
saling terkait satu sama lain.
Bagi rumah tangga, dalam berkonsumsi pihak ini tidak sepenuhnya menggunakan penghasilan yang didapat untuk membeli barang dan jasa.Namun sebagian dari pendapatan tersebut biasanya dipergunakan untuk investasi dan tabungan
1.1. Tabungan
Menurut Undang-undang No 10 Tahun
1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Dalam ekonomi makro, tabungan adalah pendapatan masyarakat yang tidak digunakan
untuk kegiatan konsumsi.
Kita dapat mengetahui hubungan
tabungan dengan pendapatan nasional dengan menggunakan fungsi tabungan.Fungsi tabungan adalah suatu
fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dan
pendapatan nasional dalam perekonomian.
S = -a + (1-b)Y
keterangan :
a = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional = 0
b = kecondongan konsumsi marginal (MPC)
C = tingkat konsumsi
S = tingkat tabungan
Y = tingkat pendapatan nasional.
Contoh kasus :
Keluarga pak Ahmad mempunyai penghasilan Rp. 7.000.000,00 sebulan, dengan pola konsumsi yang dinyatakan dengan fungsi C = 1.000.000 + 0,80Y. Berdasarkan data tersebut, hitunglah besarnya tabungan keluarga ibu Tutik.
Pembahasan :
Untuk
mengetahui besarnya nilai tabungan (S) maka l a n g k a h pertama yang harus
kita lakukan adalah merubah fungsi konsumsi ke dalam f u n g s i tabungan
kemudian memasukan n i l a i pendapatan (Y) ke dalam fungsi tabungan.
C
= 1.500.000 + 0,80Y
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 + (1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
maka fungsi tabungannya adalah :
S = -a + (1-MPC)Y
S = – 1.500.000 + (1-0,80)Y
S = – 1.000.000 + 0,20Y
Untuk mencari besarnya tabungan (S) ibu tutik maka kita masukan nila Y kedalam fungsi tabungan :
S = -1.000.000 + 0,20(8.000.000)
S = -1.500.000 + 1.600.000
S = 100.000
Jadi besarnya Tabungan keluarga ibu Tutik adalah Rp.900.000,00
1.1. Investasi
Investasi yang lazim disebut
sebagai penanaman modal merupakan pengeluaran perusahaan untuk membeli
barang-barang dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan
memproduksi barang/jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pada prakteknya,
pencatatan nilai penanaman modal dilakukan dalam satuan tahun.
Yang termasuk investasi adalah
sebagai berikut :
- Pembelian berbagai jenis
barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk
mendirikan berbagai jenis industri perusahaan.
- Pengeluaran untuk mendirikan
rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik, dan
bangunan-bangunan lainnya.
- Pertabahan nilai stok
barang-barang yang belum terjual, bahan mentah, dan barang yang masih
dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Dalam perekonomian tertutp,
perhitungan pendapatan keseimbangan 2 sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
dan investasi(I).
Y
= C + I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y = a + I/1 – b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar
rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka
besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab:
Y = (a + I)/(1 – b)
= (20 + 10)/(1– 0,75)
= 30/0,25
= 120 milyar rupiah
2. Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier
adalah hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan
nasional. Jika angka pengganda tersebut memepunyai angka yang tinggi,
maka dengan perubahanyang terjadi pada variabel tersebut akan memengaruhi
angka terhadap tingkat pendapatan nasional yang besar juga, dan sebaliknya.
Perubahan pendapatan anasional itu ditunjukan oleh suatu anagka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier.
Proses multiplier adalah adanya perubahan pada variabel
investasi menyababkan pengeluaran agregat menjadi berubah. Namun dari keseombangan
pendapatan nasional tidak sebesar pertambahan investasi tersebut.
Rumus :
Contoh:
Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)
Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah
Hubungan
Antara Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Penganguran
1.
Masalah
pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat
dari adanya peningkatan dalam GDP (Gross Domestic Product) atau GNP
(Gross Nasional Product) jika terdapat peningkatan maka dapat berarti
menunjukkan adanya peningkatan pendapatan perkapita. Karena GDP merupakan angka
yang menunnjukan total suatu produksi dalam suatu Negara. Semakin tinggi GDP
berarti total produksi semaki besar. Hanya saja yang biasanya terjadi adalah
pembagian pendapatan nasional yang tidak merata. Oleh karena itu tidaklah
menjadi cerminan sebuah Negara apabila GDP nya rendah maka smua masyarakatnya
miskin, dan jika memiliki GDP yang besar maka masyarakatnya akan kaya raya.
Untu itu pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang dapat megurangi
kesenjangan pemdapatan antar warga Negara.
2.
Inflasi
Menurut A.P. Lehner inflasi
adalah keadaan terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang
dalam perekonomian secara keseluruhan (Anton H Gunawan, 1991).Sementara itu
Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus-menerus
dari barang dan jasa secara umum.Menurut Boediono (1995)inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus-menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecualiapabila kenaikan tersebut
meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar
dari barang-barang lain. Inflasi diakibatkan oleh :
dari barang-barang lain. Inflasi diakibatkan oleh :
a. Demand-pull Inflation.
Inflasi ini bermula dari adanya
permintaan total (agregat demand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan
kesempatan kerja penuh atau hamper mendekati kesempatan kerja penuh.
b. Cost-Push Inflation
Cost plus inflation ditandai
dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasi yang dibarengi
dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan dalam
penawaran total (aggregate supplay) sebagai akibat kenaikan biaya
produksi.
Menurut Keynes terjadinya inflasi
disebabkan oleh permintaan agregat sedangkanpermintaan agregat ini tidak hanya
karena ekspansi bank sentral, namun dapat puladisebabkan oleh pengeluaran
investasi baik oleh pemerintah, maupun oleh swasta danpengeluaran konsumsi
pemerintah yang melebihi penerimaan (defisit anggaran belanjaNegara) dalam
kondisi full employment.
3.
Masalah
Pengangguran
Adanya
pengangguran bagi sebuah Negara berarti menunnjukan perekonomian Negara
tersebut tidak dalam kondisi full-employment.Ada faktor produksi yang tidak
terpakai yaitu tenaga kerja. Memang idealnya pada suatu Negara harus berada
dalam keadaan full- employment, akan tetapi untuk mencapai keadaan tersebut
sangat sulit. Tingkat penganguran memang selalu terjadi di Negara manapun.Dan
keadaan ini memang selalu menjadi pusat perhatian para pemimpin bangsa dan para
ekonom. Pengangguran tentu tidak baik bila terjadi, karen aakn menimbulkan
kerawanan sosial seperti pencurian, kriminalitas dll.
Hubungan
dari pertumbuhan ekonomi, inflasi dan juga masalah pengangguran.
hubungan dari ketiga permasalah ini memang saling berkaitan. Karena dalm suatu Negara selalu mengalami pertumbuhan ekonomi yang berbeda beda. Biasanya pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan adanya inflasi dan jga pengangguran.
hubungan dari ketiga permasalah ini memang saling berkaitan. Karena dalm suatu Negara selalu mengalami pertumbuhan ekonomi yang berbeda beda. Biasanya pertumbuhan ekonomi selalu diikuti dengan adanya inflasi dan jga pengangguran.
Pertumbuhan
ekonomi memang dapat dilihat dari adanya peningkatn atau penurunan GNP
atau GDP. Jika GNP menurun maka pendapatan perkapita pun menurun dan akhirnya
akanterjadi inflasi karena daya beli atau daya konsumsi masyarakat menurun.
Inflasi menjadi masalh besar dalam suatu Negara karena terjadinya angka
penurunan daya beli masyarakat yang juga akan berakibat pada produsen yan akan
kesulitan untuk berproduksi dan memjual barang barangnya.
Inflasi
juga memengaruhi tingkat suku bunga pada perbankan, terutama tingkat suku bunga
pinjaman danakan makin menyulitkan para pihak swasta yang berkeinginan untuk
menekan biaya produksi di waktu inflasi terjadi. Jika keadaan tersebut tidak
membaik pihak swasa tidak bisa untuk menekan angka biaaya produksi sedangka
daya beli masyarakat menurun dan akirnya terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK)
dan akan mengakibatkan pengangguran dalam suatu Negarabertambah .Tentu saja
keadaan seperti ini kurang baik karena dapat menimbulkan kerawanan sosial
seperti kasus pencurian dan kriminalitas.
Contoh kasus yang sedang terjadi
Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan membuka Peringatan Gerakan Kewirausahaan
Nasional 2012 yang digelar di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis
(8/3/2012).Peringatan gerakan yang digelar setiap tahun ini bertema
“Kewirausahaan untuk Semua”.
Pada
kesempatan ini, Presiden, antara lain didampingi Menteri Koperasi dan UKM
Syarief Hasan. Turut hadir pada peringatan tersebut adalah para pelaku
kewirausahaan di tanah air.
Sebelumnya,
Selasa (6/3/2012), Syarief mengatakan, ada 4 juta rakyat Indonesia yang
berprofesi sebagai wirausaha. Pemerintah, sambung Syarief, terus mendorong
anak-anak muda untuk menjadi pengusaha pemula.”Kita dampingi, kita bantu
pembiayaannya. Bisa lewat KUR (kredit usaha rakyat), dana bantuan sosial, dan
dana bergulir,” kata Syarief.
Sementara
itu, Presiden, pada peringatan serupa tahun 2011, mendorong para wirausaha muda
untuk kreatif, berani mengambil risiko, dan melakukan terobosan.”Mari kita
kembangkan terus kewirausahaan ini,” kata Presiden.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar